Senin, 24 April 2017

Kegiatan yang melatih otak warga senior





Orang yang telah lanjut usia umumnya dikenal kolot (kuno) dan tidak dapat berubah kepribadiannya. Namun ternyata dengan melatih kemampuan mental, lansia juga dapat mengubah kepribadiannya menjadi lebih terbuka akan tantangan dan ide-ide baru.

Penelitian ini adalah yang pertama kalinya menunjukkan bahwa penanganan selain dengan memberikan obat atau psikoterapi, dapat mengubah kepribadian lansia. Temuan ini menepis asumsi bahwa kepribadian orang dewasa, khususnya lansia akan tetap bertahan terhadap perubahan.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Psychology and Aging ini melibatkan 183 orang dewasa berusia 60 tahun sampai 94 tahun. Sekitar setengah dari peserta yang terdaftar dalam program pelatihan kognitif dirancang untuk meningkatkan pengenalan pola dan memecahkan soal keterampilan.

Program ini dilakukan selama 16 minggu, meliputi sesi kelas dan seperangkat soal serta teka-teki yang harus diselesaikan di rumah. Tingkat kesulitan teka-teki meningkat dari waktu ke waktu, tetapi disesuaikan dengan tingkat keahlian peserta berdasarkan skor yang diperoleh sebelumnya. Sebagai kelompok kontrol, setengah dari peserta tidak diikutsertakan dalam program pelatihan ini.



“Program pelatihan ini dirancang agar menjadi menantang tanpa terlalu berlebihan. Ini adalah kombinasi yang baik untuk membantu seseorang menjadi nyaman dengan pengalaman dan tantangan baru,” kata peneliti, Elizabeth Stine-Morrow, profesor psikologi pendidikan di University of Illinois seperti dilansir myhealthnewsdaily.com.

Tes kemampuan kognitif dan kepribadian diberikan pada awal dan akhir penelitian. Tes kepribadian menilai lima sifat kepribadian utama: extraversion (sifat yang mudah bergaul), keramahan, kesadaran, neurotisisme dan keterbukaan.

Keterbukaan adalah ukuran dari seberapa terbuka seseorang terhadap tantangan dan hal baru. Orang yang mendapat skor tinggi pada aspek keterbukaan cenderung ingin tahu, kreatif dan terbuka pada ide-ide baru dan pengejaran intelektual.

Seperti yang diharapkan, tugas memecahkan soal ini dapat meningkatkan keterampilan peserta. Selain itu, peserta yang menyelesaikan program mengalami peningkatan nilai pada sifat kepribadian keterbukaan dibandingkan dengan yang tidak ikut dalam program ini. Sedangkan skor untuk sifat-sifat kepribadian lain tidak berubah selama penelitian.

“Tumbuhnya kepercayaan diri dalam kemampuan penalaran lansia mungkin diaktifkan oleh kesenangan yang lebih besar dari upaya-upaya yang menantang intelektualitas dan kreatifitas,” pungkas Stine-Morrow.